MELODI #Part 1
“Kriing … Kriing… Kriing…” Alarm di kamar Melodi sudah berdering sejak
15 menit lalu. Akhirnya, Melodi mendengar deringan alarm yang makin lama
makin keras dan dengan memaksakan matanya untuk terbuka, ia mematikan
alarmnya. Di lihatnya jam dinding yang terpaku manis di salah satu sudut
kamar Melodi. Jam 05.00. Masih ada waktu untuk bersiap-siap berangkat
sekolah, batin Melodi. Segera ia rapikan tempat tidurnya. Setelah rapi,
ia menuju kamar mandi kemudian memakai seragam puti biru pertamanya. Ya,
Melodi baru saja lulus SD dengan nilai yang memuaskan.dan masuk SMP
Swasta terbaik di kotanya.
“Cantik juga gue pake seragam SMP” gumamnya.
Ia datangi mamanya yang sedang memasak sarapan
“Selamat pagi, Ma. Cantik ya Odi makai seragam ini.”
Mama memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala Melodi.
“Iya sayang. Kamu cantik banget. Gak kerasa anak mama yang paling kecil udah remaja.” Ujar mama sembari tersenyum.
Melodi memiliki 2 kakak, kakak pertamanya adalah seorang lead guitarist
di sebuah band Indie, sedangkan kakak keduanya masih menyandang status
pelajar di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) terbaik di
kotanya. Papanya seorang pengusaha dan kini sedang merambah dunia hukum
alias menjadi pengacara (walau masih magang) dan mamanya hanyalah
seorang ibu rumah tangga yang membuka tempat terapi. Melodi sangat
menyanyangi keluarganya. Maka dari itu, ia akan belajar sungguh-sungguh
di SMP ini dan semoga bisa lulus dengan nilai yang memuaskan pula
seperti ketika ia lulus dari SD.
Setelah
matang, segera di lahapnya masakan mama. Kini jam tangan Melodi telah
menunjukkan pukul 06.15, denan cepet ia tali sepatu barunya, lalu
mencium tangan mama dan papanya dan bergegas ke sekolah bersama mamanya.
Sesampainya di SMP Melodi, Melodi malah bingung sendiri karena belum tahu ia masuk ke kelas apa.
“Mama mau gak nganterin Odi sampai ke kelas? Odi lupa masuk kelas apa dan Odi juga kan belum tahu nanti pulang jam berapa.”
“Iya, mama mau nganter kok.”
Mama
antar Odi masuk ke sekolah. Setelah bertanya-tanya dan melihat papan
pengumuman, Odi ternyata masuk di kelas 7E. Dicarinya bersama mama kelas
7E dan ketemu. Ketika Odi hendak masuk kelas 7E ada yang menyapa mama
Odi dari belakang.
“Lho? Jeng Joshua anaknya juga masuk SMP ini toh?”
Mama dan Odi menengok bebarengan ke arah suara itu.
“Eh.. Jeng Marcel. Iya, Odi juga masuk di SMP ini, Kevin juga masuk di sekolah ini ya?”
“Iya jeng.. Odi dapet kelas apa?”
“Oh.. Odi masuk kelas 7E.”
“Wah kebetula! Sama kayak Kevin dong. Jadi kalo ada PR, meeka bisa ngerjain bareng kan jeng? Hahaha” kata bu Marcel di iringi tawa khasnya.
“Mm.. Ma, Odi mau masuk dalam kelas dulu ya.” kata Odi kemudian mencium tangan mamanya.
“Mari tante.”
“Oh iya dek Odi. Silakan.”
Odi
masuki kelas barunya. Kelas ini memiliki ruangan yang cukup luas.
Dengan jam dinding berwarna emas, poster kata-kata mutiara
berwarna-warni, serta AC (Air Conditioner) juga turut menghiasi kelas
baru Odi, 7E. Dilihatnya semua kursi telah terisi, ia mencari tempat
duduk yang kosong dan itu hanya satu. Kursi dimana telah duduk gadis
gendut di sebelahnya. Tempat duduk itu teletak dua meja dari meja paling
depan. Odi pun duduk disana. Gadis gendut itu hanya melirik sebentar
ketika Odi menarik kursinya tanpa menyapa Odi.
“Idih! Sombong banget sih ni orang!” seru Odi jengkel dalam hati.
“Atau mungkin dia pemalu kali ya? Gue coba nyapa duluan ah~”
Di ulurkannya tangan ke gadis gendut itu. Dengan senyum yang oke punya, Odi memulai percakapan pertamanya di SMP ini.
“Hai namaku Melodi, panggil saja aku Odi. Namamu siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar